Tak apa hanya kujadikan arsip
Mata yang melihat,
Berbunga, seakan tak mau dibabat
Jari yang menekan,
Menggebu, tak mau hilang sahutan
Mulut yang berucap,
Tega membumbung kata yang belum terucap
Sesal telah terlambat
Tapi hentakan kaki tak harus diperlambat
Terkadang hampir tewas oleh dongeng cerca
Untuk wujud luar yang membara
Menyakiti dengan sengaja
Hanya untuk teguran dan sapa
Tapi tak mampu kulepas
Karna dia yang satu satunya,
Sumber bahagia yang tetap ada
Satu arah...
Antara hati serta mata.
Entah itu apa..
Yang terasa sangat tidak mungkin melupanya.
Aku juga ingin beranjak
Namun bingung tujuan bertindak
Hanya sederhana ku awali dari sajak.
Yoshh
Yoshh