Oh… ada seorang perempuan,
seorang perempuan yang mengisi celah kosong di suatu sudut tak bernama.
Aku mendekat, tapi hanya sebagai bayangan;
aku tak pernah memaksa siapa pun untuk memilihku.
Jika di luar sana ada sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang lebih hidup,
silakan pergi —
aku hanya ruang yang terbuka tanpa pagar.
Hidup ini tak lebih dari serangkaian pilihan,
terlalu cepat untuk diikat pada seseorang
yang bahkan tak tahu apakah mereka ingin tinggal.
Aku percaya pada kata "bebas," meski aku tak pernah benar-benar memahami kebebasan itu sendiri.
Jika kau ingin tetap tinggal, biarkan itu terjadi
karena di dalam dadamu ada panggilan yang samar,
yang mengatakan, "Di sinilah aku seharusnya."
Aku ingin jadi pilihan, bukan pengalihan.
Aku ingin menjadi seseorang yang dilihat dengan penuh kesadaran,
yang diakui bukan sebagai kebutuhan yang dingin,
tetapi sebagai sosok yang membawa jejak pada hidupmu, meski samar.
Aku tak ingin seseorang yang hanya bertahan karena takut pada kehampaan,
karena kebiasaan yang mengendurkan ketegangan,
karena ketakutan akan ruang kosong yang terus mengintai.
Aku ingin seseorang yang tinggal karena mereka tahu,
tanpa kehadiranku, hidup menjadi setengah nyata.
Dan anehnya, aku benar-benar ingin kau bahagia,
bahkan jika itu berarti kebahagiaanmu tidak lagi bersamaku.
Jika pada suatu saat aku menjadi bayang-bayang pecundang,
aku ingin kau pergi sejauh mungkin, tanpa melihat ke belakang,
karena tak ada yang lebih buruk daripada membiarkan senyum di wajahmu layu.
Pintunya selalu terbuka,
kau bebas untuk pergi kapan saja, berjalan keluar dari ruangan ini,
di mana aku akan menunggu, seperti hal yang belum selesai,
dan di mana waktu akan membuat kita menjadi tanda tanya,
karena kita, seperti bayangan yang berbaur dengan dinding,
datang dan pergi tanpa jejak yang benar-benar tuntas.