Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Kolosal Sosial

Mencederai langkah berulangkali. Sampingkan rasa dengan bodo amat di ujung bibir. Rasa sulit juga meraihmu. Dengan lakon seperti ini, kurasa kamu tersenyum. Namun senyum yang biasa saja. Seakan kamu tak mengerti arti waktu, arti lalu, arti masa di mana aku mampu memeluk erat tangisan pedihmu.  Rangkaian kata dari otak melar, merenggang tak tau arah. Pastinya untuk komit seribu alasan. Begitu kujalani hari. Ku lihat hari yang ku jalani tidak begitu risih. Hanya saja kuisi dan ku fitnah fajar dan senja hari. Seperti ini kah caramu menyepelekan rasa?  Manusia penggerus trending. Manusia pemuncak dabel tap kesekian kalinya melihat rupa dan berharap rindu dipalu dengan setulusnya. Hingga saja aku berbisik nakal "sembah saja panutanmu sebagai tangan kanan tuhanmu". Kamu memilih menjauh seolah tak sudi kusanjung yang sebenarnya persis dengan larik bunyi sanjungannya. Rentetan masa kembali kau sia-siakan.  Sialan...  Distancing (judul lanjutan)  -Jan...