Kenapa harus mengundang semesta? Di setiap bait sajak ini? Berhenti di sana, Tidak ada romantisnya sama sekali Tak pernah seyakin ini... Tentang pegawai NASA saja tidak suka merayu mengatas-namakan langit hitam. Mendekatlah, Di daun telingamu ada surat. Begini bunyinya " Aku sudah memiliki semestaku sendiri, mungkin lebih, namun tak kurang dari hapalan bintang di langit." Kamu bingung dengan itu. Maka kujelaskan di depan bola matamu Inilah tarian bibirku " Aku melihat manusia keluar dari badanmu, semesta? Lewat... Hingga menerima kemarahanmu, gempa bumi? Tsunami? No demage. Dan senyuman itu, senja hingga aurora kutub utara tak ada apa-apanya dengan keindahan itu." Memang... Terdengar berlebihan. Beginilah aku menepis Juga mempertahankanmu Dari raupan lubang semesta. Menunggu waktu besok Sampai dimana hampa merajai. Dan sampai dimana... Hantumu jadi hidangan malam mimpiku.
Tolong!! Ada catatan, Ada renungan, Ada hobi, Ada puisi, Ada kisah, Ada juga berbagai pertanyaan. Hehehe