Oleh : Jan...
Restu dan doa yang fasik
Harapan didengar dan disegani
Belatung pun harus dimakan untuk menjembatani
Aku cemas bagaimana kamu kumiliki
Kekasih terhalang lingkaran otorisasi
Kekasih bermandikan tawa arogansi
Sayang yang kusebut mengganti namamu
Berdirilah menjinjit memasang tameng batinmu,
Hangatkan jiwamu dengan logika hatimu
Berilah terang pada daya pikirmu
Kamu tak harus tersandung di teater retorika.
Bertahanlah di alun alun tengah kota
Aku berdiri menghadap ayahmu di sana
Kuharap kamu mengerti saat melihatnya
Aku sedang mencari restu dari perampok negara
Dan memohon bimbingan dan doa darinya.
Aku jelata yang juga menjunjung negara
Tetap adu nyawa dengannya.
Peluklah ayahmu jika ia menolak lamaranku
Dan ingatlah pada langkahku
Tak gentar memberi hantaman satireku
Dan jika besok aku yang kamu pilih
Jangan salahkan aku
Yang memegang tanganmu memberontak ayahmu.
Atau saja kulacuri kamu di depan terhormat.
Dan biarkan meja parlemen itu jatuh menimpa ayahmu.
Barbar kita cui