Jangan pikir aku pakai logika,
karena rasa ini lebih dulu berbicara.
Aku tahu, naluriku ingin memiliki,
tapi nuraniku berkata, "berbagilah lebih dulu, jangan gegabah."
Aku tak ingin hanya berkejaran pada mimpi
saat sayapku pun belum utuh, belum siap terbang tinggi.
Sebab bagiku, bahagia bukan soal memiliki,
tapi bagaimana menghadirkan senyum, tanpa menyisakan luka di hati.
Mungkin aku tampak enggan, seperti diam-diam takut,
hanya menggulirkan obrolan, tanpa harapan yang dipagut.
Namun, sungguh, ini bukan tentang keberanian yang sirna,
melainkan tentang menanti waktu, hingga aku siap berdiri di hadapanmu tanpa kecewa.
Aku tahu kamu layak untuk lebih,
dan aku tak ingin menyandarkan diri hanya pada angan semu,
karena cintaku ingin berlabuh bukan pada sekadar ingin,
tapi pada janji yang bisa kuikatkan pada hari-hari bersamamu.
Biar kini kubawa kita santai saja,
meski hatiku kadang bergemuruh oleh asa.
Karena bagiku, cinta itu bukan hanya soal segera memiliki,
tapi bagaimana membangun kebahagiaan, tanpa mengoyak diri sendiri.
Jangan pikir aku tak berani,
aku hanya sedang menata langkahku, perlahan tapi pasti.
Karena aku ingin saat kita bersama nanti,
aku tak hanya datang dengan harapan,
tapi dengan kenyataan yang bisa kuberikan.