Lelaki (bodoh, tolol, sok pintar, sok asik, sok iya kali aku qmaq) dengan Segala Tanya Jati Diri
[Seterah anda menyebut insan imut ini apa]
Oleh : Jan... ( harus ada ini dong)
Oleh : Jan... ( harus ada ini dong)
Apa ini
Hanya wacana dengan segelintir api iri
Hilang sudah pandangan yang akhirnya sepi
Sama sekali hanya untuk sensasi
Wah gila si ini
Hanya wacana dengan segelintir api iri
Hilang sudah pandangan yang akhirnya sepi
Sama sekali hanya untuk sensasi
Wah gila si ini
Bagaimana diri menikmati hidup ini
Bagaimana proses mampu ku mengerti
Aku saja tak mampu menerima diri
Menerima kenyataan yang terjadi
Melihat teritorial yang seharusnya kumaklumi
Namun pedih saat murka menghampiri
Namun saat itu juga dimana hati ingin berdiri lagi
Dengan alasan ciptakan jati diri
Hilih ciptikin jiti diri
Bagaimana proses mampu ku mengerti
Aku saja tak mampu menerima diri
Menerima kenyataan yang terjadi
Melihat teritorial yang seharusnya kumaklumi
Namun pedih saat murka menghampiri
Namun saat itu juga dimana hati ingin berdiri lagi
Dengan alasan ciptakan jati diri
Hilih ciptikin jiti diri
Entah mengapa proses selalu mengelabui
Keliru yang dulu, terjadi lagi
Mencoba bangkit lagi
Lagi...
Lagi...
Lagi....
Keliru yang dulu, terjadi lagi
Mencoba bangkit lagi
Lagi...
Lagi...
Lagi....
Apa aku masih di zona nyaman itu
Apa aku nanti mampu..
Ya mampu keluar dari kebiasaan yang penuh tipu.
Apa aku nanti mampu..
Ya mampu keluar dari kebiasaan yang penuh tipu.
Saat ini aku hanya sedang berjalan
Aku punya mimpi
Dan ya.. Berjalan menuju mimpi itu
Tanpa tahu bagaimana berproses
Tanpa tahu ada apa selanjutnya di sana
Aku punya mimpi
Dan ya.. Berjalan menuju mimpi itu
Tanpa tahu bagaimana berproses
Tanpa tahu ada apa selanjutnya di sana
Sadarkanlah lelaki bodoh ini
Sadarkanlah lelaki yang terus menerus dalam lingkar kesombongan ini.
Tak mengerti
Tak memahami
Yang pasti ini Keputus-asaan diri
Sadarkanlah lelaki yang terus menerus dalam lingkar kesombongan ini.
Tak mengerti
Tak memahami
Yang pasti ini Keputus-asaan diri